Surat Asesmen Bocor Sebelum Pelantikan: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Yodha Media Indonesia -, Publik Kabupaten Bogor dihebohkan dengan beredarnya surat asesmen pejabat eselon dua, padahal pelantikan resmi belum dilaksanakan.
Surat yang diduga berasal dari hasil seleksi untuk pengisian jabatan kepala dinas ini tersebar luas bahkan sebelum proses pengambilan sumpah dilakukan.
Surat edaran tersebut merujuk pada SE Menteri Dalam Negeri Nomor 100.2.2.6/2797/SJ tertanggal 26 Mei 2025, dan disebut-sebut menjadi dasar pelaksanaan mutasi besar-besaran di tubuh Pemerintah Kabupaten Bogor.
Respons Bupati Rudy Susmanto: Tak Terburu-Buru Buka Nama
Saat dikonfirmasi media pada Senin, 2 Juni 2025, Bupati Bogor Rudy Susmanto mengaku cukup terkejut dengan kabar yang beredar. Meski begitu, ia menegaskan bahwa pelantikan pejabat memang sedang disiapkan.
“Kalau tentunya benar dan tidaknya (surat hasil asesmen yang beredar), nanti rekan-rekan media pasti kami informasikan kapan kami akan melaksanakan pelantikan,” ujarnya diplomatis.
Rudy juga menjelaskan bahwa proses ini merupakan bagian dari penyegaran dan upaya peningkatan kinerja birokrasi di Kabupaten Bogor.
Namun, ia enggan menyebutkan kapan dan di mana pelantikan tersebut akan dilakukan.
Asesmen Berdasarkan Visi Bupati dan Wabup: Hanya yang Satu Frekuensi
Pelantikan yang akan datang tak hanya bersifat administratif, melainkan juga politis dalam konteks pembangunan daerah.
Rudy menekankan bahwa calon pejabat yang akan dilantik harus sejalan dengan visi-misi dirinya dan Wakil Bupati Jaro Ade untuk lima tahun ke depan.
“Kriterianya yang utama tentunya harus satu frekuensi dengan saya,” ungkap Rudy.
Sinkronisasi ini penting agar program-program Pemkab Bogor dapat dijalankan tanpa hambatan, terutama dalam percepatan pelayanan publik dan pembangunan daerah.
Mengayomi dan Melayani: Dua Syarat Tak Tertulis
Lebih lanjut, Rudy menyatakan bahwa pejabat yang terpilih nantinya wajib mampu mengayomi staf di bawahnya, serta memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
“Kalau satu frekuensi, program-program saya nanti tanpa hambatan dapat cepat berjalan. Selain itu wajib jadi pengayom buat rakyat dan anak buahnya,” tegasnya.
Daftar Lengkap 12 Pejabat Eselon II yang Dimutasi
Berdasarkan informasi yang diterima redaksi yodha media, berikut adalah 12 pejabat yang mengalami rotasi jabatan:
-
Sigit Wibowo
Dari: Inspektur Kabupaten Bogor
Menjadi: Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Politik, Hukum, dan Kesra -
Agus Ridha
Dari: Kepala Dinas Perhubungan
Menjadi: Kepala DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) -
Bayu Rahmanto
Dari: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
Menjadi: Kepala Dinas Perhubungan -
Bambang Tawekal
Dari: Kepala Dinas Pendidikan
Menjadi: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika -
Rusliandy
Dari: Kepala BKPSDM
Menjadi: Kepala Dinas Pendidikan -
Yunita Mustika
Dari: Sekretaris DPRD
Menjadi: Kepala BKPSDM -
Teuku Mulya
Dari: Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Menjadi: Kepala Dinas Ketahanan Pangan -
Iwan Irawan
Dari: Kepala Dinas PUPR
Menjadi: Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan -
Suryanto Putra
Dari: Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Menjadi: Kepala Dinas PUPR -
Andri Hadian
Dari: Kepala Bappenda
Menjadi: Asisten Perekonomian dan Pembangunan -
dr. Fusia Meidiawaty
Dari: Direktur RSUD Ciawi
Menjadi: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor -
Yudi Santosa
Dari: Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Menjadi: Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar)
Open Bidding dan Reformasi Jabatan: Langkah Berikutnya
Meski 12 posisi sudah diisi melalui mutasi, Rudy juga mengungkapkan akan membuka proses open bidding (seleksi terbuka) untuk jabatan eselon II lainnya yang masih kosong atau membutuhkan penyegaran.
Di antara posisi yang diketahui belum terisi optimal adalah:
-
Bappedalitbang (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)
-
Dinas Tenaga Kerja
-
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (setelah Yudi berpindah)
-
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (setelah ditinggal Teuku Mulya)
Dinamika Internal: Transisi atau Tensi?
Mutasi seperti ini tak jarang menimbulkan gesekan internal, apalagi jika dilakukan secara cepat dan tertutup.
Namun Rudy menampik hal itu dengan menyebut bahwa semua proses telah melalui tahapan asesmen.
“Semuanya orang hebat. Kami Rudy Susmanto dan Ade Ruhandi butuh dukungan dari semua pejabat eselon dan ASN,” tandasnya.
Mutasi Ini Titik Awal atau Titik Balik?
Mutasi 12 pejabat eselon II ini menjadi sinyal kuat arah baru birokrasi Kabupaten Bogor. Tak hanya sekadar pengisian posisi kosong, tapi juga penciptaan tim kerja yang kompak dan produktif.
Apakah langkah ini akan berdampak positif bagi pelayanan publik dan pembangunan daerah? Waktu yang akan menjawab.
seluruh mata kini tertuju pada kinerja nyata dari para pejabat baru. Apakah mereka bisa membuktikan bahwa mereka adalah pilihan tepat dalam membangun Kabupaten Bogor lebih cepat, tertib, dan transparan?
Bupati Rudy dan Wabup Jaro Ade sudah membuka jalan. Kini waktunya pejabat baru menjawabnya dengan kerja nyata.