Bogor — Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan atap ruang kelas di SMKN 1 Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ambruk pada Senin (3/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.
Peristiwa ini mengakibatkan sejumlah siswa mengalami luka-luka akibat tertimpa material bangunan.
“Iya betul, ambruk,” ujar Kepala Desa Wanaherang, Heri Sadewo, saat dikonfirmasi.
Menurut Heri, kelas yang ambruk sedang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, sementara satu ruang lainnya kosong karena sedang digunakan untuk pemeriksaan kesehatan.
“Pas kejadian ada yang sedang belajar Hujannya deras banget waktu itu,” jelas Heri.
Akibat kejadian tersebut, empat siswa mengalami luka-luka, dengan kondisi bervariasi mulai dari luka ringan hingga patah tulang.
Seluruh korban telah dievakuasi dan mendapatkan perawatan di rumah sakit terdekat.
Junsam Soroti Lemahnya Konstruksi dan Pengawasan Sekolah
Menanggapi peristiwa ini, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Junsam, yang juga politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menyampaikan keprihatinan mendalam atas ambruknya atap ruang kelas tersebut.
Ia menilai, insiden ini mencerminkan lemahnya kualitas konstruksi serta minimnya pengawasan teknis pada bangunan sekolah, terutama yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Meskipun SMKN berada di bawah kewenangan Pemprov Jawa Barat, kami di DPRD Kabupaten Bogor tidak bisa menutup mata. Ini menyangkut keselamatan anak-anak kita. Konstruksi sekolah seharusnya memenuhi standar keselamatan bangunan publik,” tegas Junsam, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, kejadian ini menjadi alarm keras bagi pemerintah provinsi maupun kabupaten untuk melakukan audit menyeluruh terhadap kondisi fisik sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Bogor.
Apalagi, kata dia, beberapa sekolah menengah kejuruan maupun sekolah negeri lainnya juga diketahui mengalami kerusakan serupa akibat cuaca ekstrem.
“Kita tidak boleh menunggu korban jiwa baru bertindak. Pemerintah harus segera mengevaluasi kontraktor dan sistem pengawasan proyek sekolah agar tidak asal-asalan,” ujar Junsam.
Lebih lanjut, ia meminta agar koordinasi antara Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bogor diperkuat dalam hal pemeliharaan infrastruktur pendidikan.
Menurutnya, keselamatan siswa dan guru adalah prioritas utama yang tidak boleh diabaikan.
“Jangan saling lempar kewenangan. Keselamatan peserta didik adalah tanggung jawab bersama. Ini soal kemanusiaan,” pungkasnya.
Dalam foto dan video yang beredar, terlihat atap beserta rangka besi bangunan runtuh berserakan di lantai kelas.
Beberapa siswa yang berada di sekitar lokasi tampak panik dan berusaha membantu evakuasi teman-temannya.
Kepala Tim Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Andi Sumardi, membenarkan kejadian tersebut.
Ia mengatakan tim gabungan dari BPBD, relawan, dan aparat desa sudah berada di lokasi untuk melakukan asesmen dan pengamanan area.
“Korban sudah dievakuasi ke rumah sakit. Untuk jumlah korban masih dalam pendataan, sementara. Lokasi sudah kami amankan,” ujar Andi.
Note :
Total Update 5 Ruang Kelas Ambruk
4 Ruang Kelas Belajar
1 Labolaturium dan
43 Korban Luka Berat Maupun Ringan

.jpg)
