Harga saham NVIDIA (NVDAX) kembali menjadi pusat perhatian pelaku pasar global. Berdasarkan data terbaru, harga NVDAX tercatat di kisaran Rp 2.935.530, menguat 2,65 persen, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 299,44 miliar dan volume perdagangan sebesar Rp 273,02 miliar. Suplai beredar NVIDIA tercatat sebanyak 102.576 unit.
Di tengah performa tersebut, NVIDIA dijadwalkan akan mengumumkan laporan keuangan kuartal ketiga (Q3) pada 19 November 2025.
Analis memperkirakan perusahaan raksasa teknologi ini akan mencatatkan pendapatan sekitar 55 miliar dolar AS, dengan laba per saham (EPS) diproyeksikan mencapai 1,25 dolar AS.
Dari total pendapatan tersebut, sekitar 49 miliar dolar AS diperkirakan berasal dari bisnis pusat data (data center), yang menjadi tulang punggung pertumbuhan NVIDIA seiring meningkatnya permintaan komputasi kecerdasan buatan (AI).
Sementara itu, divisi gaming diproyeksikan menyumbang pendapatan lebih dari 4 miliar dolar AS.
NVIDIA selama ini dikenal sebagai pemenang utama dalam gelombang revolusi AI global. Chip besutannya menjadi komponen vital bagi berbagai proyek AI berskala besar, mulai dari perusahaan teknologi raksasa hingga startup berbasis kecerdasan buatan.
Namun di balik kinerja impresif tersebut, sejumlah kekhawatiran mulai mengemuka. Beberapa analis menilai perusahaan-perusahaan teknologi mungkin terlalu agresif mengalokasikan belanja untuk perangkat keras AI, sementara potensi imbal hasil jangka panjangnya belum sepenuhnya terbukti.
Selain itu, valuasi saham NVIDIA yang sudah berada di level sangat tinggi membuat ruang kenaikan menjadi semakin terbatas.
Artinya, sebagian besar ekspektasi positif pasar diyakini telah tercermin dalam harga saham saat ini.
Bahkan jika laporan keuangan Q3 nanti menunjukkan hasil yang solid, pasar masih berpotensi bereaksi negatif apabila manajemen NVIDIA memberikan sinyal perlambatan pertumbuhan ke depan.
Kondisi ini membuat laporan keuangan NVIDIA menjadi momen krusial, bukan hanya bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga bagi sektor teknologi dan AI secara keseluruhan.
Tolok Ukur Industri AI Global
NVIDIA kerap dianggap sebagai barometer kesehatan industri AI. Laporan keuangannya sering dijadikan acuan untuk menilai apakah narasi pertumbuhan AI masih kuat atau mulai kehilangan momentum.
Jika hasil Q3 melampaui ekspektasi dan disertai panduan pertumbuhan yang optimistis, hal ini akan memperkuat keyakinan investor terhadap masa depan AI.
Sebaliknya, panduan yang lemah dapat memicu kekhawatiran bahwa fase keemasan AI mulai melambat, terutama di tengah tekanan ekonomi global seperti inflasi dan tingginya valuasi saham teknologi.
Dampak ke Pasar Crypto dan Token AI
Laporan keuangan NVIDIA juga dinilai memiliki implikasi besar terhadap industri kripto, khususnya token-token yang berkaitan dengan AI.
Banyak proyek kripto berbasis AI bergantung pada narasi meningkatnya permintaan daya komputasi—sektor yang selama ini didominasi oleh NVIDIA.
Jika laporan Q3 menunjukkan lonjakan permintaan chip AI, hal tersebut dapat menjadi sentimen positif bagi token AI.
Namun sebaliknya, hasil yang mengecewakan berpotensi memicu tekanan jual, bahkan lebih tajam dibandingkan aset kripto lainnya, mengingat volatilitas tinggi token AI.
Tak sedikit trader yang diperkirakan akan menerapkan strategi buy the rumor, sell the news, dengan membeli token AI menjelang rilis laporan dan melepasnya setelah laporan dipublikasikan, terutama jika proyeksi pertumbuhan NVIDIA tidak sesuai harapan.
Dengan demikian, tanggal 19 November 2025 diprediksi menjadi momen penting yang dapat mengguncang pasar saham teknologi, AI, hingga crypto. Investor dan trader diimbau untuk mencermati tidak hanya angka kinerja keuangan, tetapi juga panduan dan pernyataan manajemen NVIDIA terkait prospek ke depan.


