![]() |
| Momen mencekam massa geruduk rumah YouTuber Resbob atau Muhammad Adimas Firdaus Sumber : Facebook/Nael Brow |
Jakarta – Nama YouTuber Muhammad Adimas Firdaus, yang dikenal dengan nama Resbob, kembali menjadi sorotan tajam publik.
Konten video yang diduga berisi penghinaan terhadap Suku Sunda dan suporter Persib Bandung, Viking Persib Club (VPC), memicu kemarahan luas, khususnya dari masyarakat Jawa Barat.
Puncak amarah publik terjadi ketika kediaman Resbob didatangi ratusan orang pada Minggu malam (14/12/2025).
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan situasi mencekam di sekitar rumah sang YouTuber, dengan massa memadati area permukiman hingga aparat keamanan turun tangan.
Berdasarkan pantauan dari unggahan akun Facebook Nael Brow, terlihat sejumlah polisi dan petugas keamanan berada di lokasi untuk mengamankan situasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut.
Massa yang datang diduga merupakan warga Sunda yang sedang merantau dan merasa tersinggung dengan konten Resbob.
Peristiwa ini juga berkaitan dengan siaran langsung adik Resbob, yang dikenal dengan nama Bigmo. Dalam tayangan tersebut, ibu Resbob tampak panik dan mengaku menerima ancaman dari orang tak dikenal. Ia bahkan mengungkapkan kekhawatiran akan adanya penggerudukan ke rumahnya.
Merasa tidak aman, ibu Resbob memutuskan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Ia juga meminta Bigmo untuk melakukan hal serupa demi keselamatan keluarga.
Aksi massa tersebut merupakan bentuk respons keras atas video kontroversial Resbob yang sebelumnya viral.
Dalam video itu, Resbob terlihat sedang mengemudi sambil melontarkan ucapan kasar yang ditujukan kepada suporter Persib Bandung, kemudian berlanjut pada pernyataan yang dinilai menghina Suku Sunda.
Video tersebut dengan cepat menyebar luas di berbagai platform media sosial dan menuai kecaman dari warganet, tokoh publik, hingga kalangan artis.
Banyak pihak mendesak Resbob untuk bertanggung jawab secara terbuka, baik melalui klarifikasi maupun permintaan maaf.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Resbob terkait insiden tersebut. Aparat kepolisian juga masih melakukan pemantauan situasi guna mencegah potensi konflik lanjutan.
Kasus ini kembali menjadi pengingat bahwa konten digital memiliki dampak besar di ruang publik, terutama jika menyentuh isu sensitif seperti identitas suku, budaya, dan komunitas pendukung olahraga.
Publik pun berharap persoalan ini dapat diselesaikan melalui jalur hukum dan dialog yang damai, tanpa menimbulkan korban atau konflik horizontal.


