🏞️ Sepenggal Kisah Dramaga Bogor
Sekilas, tidak banyak yang berubah dari wajah Bogor. Tapi yang menarik, Dramaga bukan sekadar kecamatan biasa.
Ia menyimpan paradoks unik sebagai daerah yang geografis dan sosial-budayanya lebih mirip kota… tapi administratifnya masih kabupaten.
🏗️ Infrastruktur Dramaga: Setengah Digarap, Setengah Terabaikan
Dramaga sekilas terlihat maju: ada kampus ternama IPB, sekolah favorit, rumah sakit besar, dan lalu lintas yang sibuk.
Tapi, coba bergerak sedikit ke arah selatan Pasar Dramaga—gambarannya berubah drastis. Jalan rusak, pungli, hingga angkot yang seenaknya ngetem adalah pemandangan harian.
Perbaikan infrastruktur? Ada. Tapi sering lamban dan menyulitkan mobilitas warga. Hampir seluruh perhatian pembangunan hanya menyasar satu titik: Jalan Raya Dramaga. Wilayah lain di kecamatan ini seperti diabaikan.
👥 Kesenjangan Sosial: Peradaban Dua Dunia
Karena infrastrukturnya yang timpang, kehidupan sosial masyarakat pun ikut terdampak.
Ada kesenjangan mencolok antara mereka yang tinggal di sekitar Jalan Raya Dramaga (dekat kampus IPB dan fasilitas umum) dengan mereka yang tinggal lebih dalam ke arah kaki Gunung Salak.
Urbanisasi setengah matang tampak jelas: sebagian masyarakat tampak modern dan terintegrasi dengan kehidupan kampus, sementara sebagian lainnya masih hidup dengan fasilitas terbatas dan jauh dari sentuhan pembangunan.
🏙️ Dekat ke Kota, Jauh dari Kabupaten
Mari bicara fakta:
-
Jarak Dramaga ke Balai Kota Bogor: ±8 km
-
Jarak Dramaga ke Kantor Bupati Cibinong: ±30 km
Tak heran bila warga Dramaga lebih sering ke Kota Bogor untuk berbagai urusan, mulai dari belanja, jalan-jalan, hingga mengurus administrasi seperti SIM dan paspor.
Bahkan, untuk ke luar kota, warga lebih memilih naik dari terminal/stasiun di Kota Bogor dibanding dari wilayah Kabupaten.
🏛️ Dramaga University Town: Proyek Canggih di Lahan Setengah Matang?
Pemerintah Kabupaten Bogor memang memiliki rencana besar menjadikan kawasan ini sebagai Dramaga University Town—sebuah konsep tata ruang yang menjadikan kampus sebagai pusat pertumbuhan.
Tapi ironisnya, kenyataan di lapangan tak seindah masterplan. Pembangunan terlalu terfokus dan belum merata.
💡 Solusi: Masukkan ke Kota, Bukan Dibiarkan Setengah-Setengah
Jika terus dibiarkan menjadi “kecamatan nanggung”, Dramaga hanya akan semakin timpang.
Daripada menggantung antara dua dunia, lebih maslahat jika Dramaga dialihkan masuk ke wilayah administrasi Kota Bogor. Keuntungannya:
-
Lebih dekat ke pusat pemerintahan dan pelayanan
-
Potensi pemerataan pembangunan lebih cepat
-
Akses publik dan sosial masyarakat lebih efisien
-
Penataan kawasan lebih terintegrasi dengan karakter urban
Dramaga saat ini seperti anak tangga yang belum dinaiki sepenuhnya. Potensinya luar biasa, tapi sayangnya terhambat karena status administratif dan pembangunan yang setengah hati.
Jika ingin membangun Dramaga sebagai kawasan pendidikan, bisnis, dan hunian yang maju, maka solusi struktural seperti penggabungan ke Kota Bogor layak dipertimbangkan.
Daripada terus menjadi “kecamatan setengah-setengah”, bukankah lebih baik Dramaga menjadi wilayah yang utuh dan berdaya penuh?