Sakralnya Hari Jadi Bogor ke-543: Bukan Sekadar Seremonial
Pada Selasa, 3 Juni 2025, Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bogor menjadi saksi peristiwa penting yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi menyimpan makna kebangsaan yang mendalam.
Rapat Paripurna Istimewa digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Bogor ke-543, dipimpin oleh Bupati Bogor Rudy Susmanto bersama Wakil Bupati Ade Ruhandi dan Ketua DPRD Kabupaten Bogor.
Dalam pidatonya yang penuh semangat dan reflektif, Rudy Susmanto menekankan bahwa peringatan ini bukan sekadar pengingat waktu, tetapi momentum spiritual untuk meneguhkan kembali jati diri Kabupaten Bogor sebagai bagian dari denyut nadi bangsa Indonesia.
Filosofi "Sacangreud Pageuh, Sagolék Pangkék": Komitmen yang Tak Boleh Lepas
Keteguhan dalam Merawat Amanah
Mengusung tema Sacangreud Pageuh, Sagolék Pangkék, peringatan Hari Jadi Bogor tahun ini membawa pesan filosofis yang dalam: ketika kita telah memegang sesuatu, jangan sampai terlepas; ketika kita telah meraih sesuatu, jaga bersama-sama.
Ini bukan hanya semangat lokalitas, melainkan nasionalisme dalam bentuk paling nyata.
“Bogor adalah tanah yang melahirkan pejuang dan nilai. Maka, tidak cukup jika kita hanya mengenangnya, kita harus menjaganya,” ujar Rudy.
Dari Filosofi Menuju Aksi Nyata
Tema ini menyiratkan bahwa setiap capaian pembangunan, setiap hasil kerja kolektif, dan setiap pengorbanan masa lalu harus dijaga, diperkuat, dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Rudy menyebut bahwa komitmen membangun Bogor harus berakar dari keberanian moral dan kebersamaan semua pihak.
Kolaborasi: Kunci Menuju Masa Depan Kabupaten Bogor
Melibatkan Semua Elemen Bangsa
Bupati Rudy menyampaikan bahwa pembangunan Kabupaten Bogor tidak akan mungkin tercapai tanpa kolaborasi lintas sektor.
Ia menyerukan peran aktif dari pemerintah, TNI-Polri, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat sipil untuk bergotong-royong menjaga arah pembangunan di jalur yang tepat.
“Bogor dibangun bukan oleh satu tangan, melainkan oleh ribuan hati yang mencintainya,” tegasnya.
Estafet Kepemimpinan: Pengakuan dan Tanggung Jawab
Dalam pidatonya, Rudy juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas segala kekurangan selama masa jabatannya.
Ia mengakui bahwa apa yang telah dibangun merupakan hasil estafet dari para pemimpin sebelumnya, dan tugas generasi saat ini adalah melanjutkan tongkat estafet itu dengan lebih baik.
Kuta Udaya Wangsa: Bogor dan Akar Sejarah Bangsa
Memperkuat Identitas Daerah
Rudy menyuarakan kembali pentingnya Bogor tidak tercerabut dari akar sejarah dan budaya yang menjadi pondasi Indonesia.
Dengan semangat Kuta Udaya Wangsa, ia mengajak seluruh elemen untuk menjadikan Bogor sebagai pusat kebangkitan karakter bangsa.
“Tidak cukup hanya membangun dengan program, kita harus membangun dengan nilai,” katanya.
Budaya sebagai Pilar Pembangunan
Ia menegaskan bahwa pembangunan Kabupaten Bogor ke depan tidak boleh hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga pada pelestarian budaya, karakter, dan kebersamaan sebagai bangsa.
Identitas lokal adalah kekuatan nasional.
Menatap Bogor Baru dengan Jiwa yang Sama
Hari Jadi Bogor ke-543 menjadi refleksi kolektif bagi seluruh warganya.
Bukan hanya untuk merayakan capaian, tapi untuk menegaskan bahwa pembangunan adalah tanggung jawab bersama, bukan milik individu atau kelompok.
Bupati Rudy Susmanto melalui pidatonya menyadarkan kita bahwa kebangkitan Bogor harus dimulai dari keberanian mencintai tanahnya, memahami sejarahnya, dan membangun masa depan bersama-sama.
Bogor tidak boleh hanya menjadi tempat tinggal, tapi harus menjadi rumah perjuangan.